Betapa saya terhentak siang ini. Zaman sudah terlampau jauh
berubah. Ada begitu banyak perkembangan yang seringkali tidak saya ketahui.
Kenyeataan ini sungguh menghadirkan beragam tanya. Salah satu pertanyaan
sederhana yang saya ajukan adalah: “Kalau sekarang seperti ini, 10-20 tahun
lagi seperti apa?”
Pertanyaan ini menjadi bagian dari keresahan saya kala
membuka beranda facebook saya. Sebenarnya tak jarang saya merasa resah saat
mengamati lika-liku di dunia maya. Hanya saja kali ini sungguh sangat berbeda.
Biasanya satu diantara hal yang membuat saya merasa kesal adalah ungkapan
“cinta monyet” dari adik-adik yang masih duduk di bangku SMP. (SMP sudah punya
facebook? à
yang benar saja, 10 tahun yang lalu pengguna email saja masih sangat sedikit
seukuran usia SMP)
Yah, tapi inilah kenyataan hari ini. Ia tak bias dipungkiri
dan tak akan berubah hanya dengan berdiam diri. Ia semakin keruh saat lebih
banyak orang menggerutui dan mencaci maki, ini sama sekali tidak memberikan
solusi. Lalu sebaiknya bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?
Source: ictwatch.com |
Salah seorang “teenager” (selanjutnya dibaca Anak SD), siang
ini saya temukan update status soal cinta-cintaan. Dan buat saya ini sungguh
sangat mengkahwatirkan. 12 tahun yang lalu, teenager kebanyakan mengungkapkan
cinta monyetnya sangat halus dan rahasia. Setau saya sih, baru sekedar merasa
tersipu malu (ini seolah menjadi dasar teman-temannya untuk membuktikan ada
rasa suka antara si A dan si B) saat “dipacokake” (semacam dijodoh-jodohkan).
Kenyataannya sekarang jauh berbeda. Facebook, bagi anak-anak
itu kok ada oknum yang menjadikannya tempat curhat tentang cinta. Meski hanya
sebaris kata. Kalau menjadi terbiasa dan rutin, apa jadinya? Mari kita lakukan
sebuah upaya solutif untuk menyikapi fenomena ini. Mereka adalah aset bangsa. Saat
mereka dewasa, mereka pun akan tampil secara langsung maupun tidak langsung di
hadapan anak-anak kita. Patutkah sekarang kita hanya berdiam diri saja kepada
adik-adik kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar