source: myscreen.com |
Sudah beberapa kali saya berpikir tentang isi lirik lagu
yang tampak ngetop di blantika musik Indonesia. Entah mengapa ketika saya coba
mengutak-atik maknanya terasa aneh benar. Dalam keyakinan yang saya anut Islam,
masih terdapat perbedaan pendapat mengenai musik. Ada ulama yang berpendapat
masih diperbolehkan,
ada yang berpendapat bahwa hal itu dilarang. Maka haruslah kita benar-benar
selektif jika hendak mendengar lagu bahkan menghafalnya.
Entah berapa banyak orang saat ini mau bersikap kritis
terhadap beragam hal yang sedang digandrungi oleh anak muda. Salah satunya
tentang musik. Tak bisa dipungkiri bahwa ketika kita membaca berbagai artikel
tentang musik akan kita temukan beberapa jenis musik yang menebar ideology
tertentu. Kita sebut salah satunya musik punk. Mendengar namanya asumsi kita
akan terbawa pada suasana anak jalanan dengan rambut di buat jabrik ke atas. Mirip punuk onta.
Aksesorisnya lengkap dari gelang, kalung, rantai dsb. Sampai dengan baju
bertambal-tambalan dan kebanyakan tampak kumuh, entah mereka setiap hari mandi
atau tidak. Dan punk ini sepertinya tak banyak orang mengenal, sebab mereka
membawa ideology anti kemapanan, anti kapitalisme, dan musik komunitas. Beda
dengan musik pop.
Kita mengenal musik pop sebagai music populer. Begitu sering
diputar di radio dan nongol di TV, lagunya jadi trend. Baik itu orang dewasa,
anak-anak bahkan orang tua begitu banyak dikenal. Ngetop tak berarti semua baik. Masih segar dalam ingatan kita
seorang vokalis grup band dibui sebab video mesumnya beredar. Dia ngetop tapi apakah semacam itu baik? So?
Bolehlah kiranya kita mengkritisi lagu-lagu yang disebut ngetop di sekitar
kita.
“apabila aku mati, ku
kan berdoa pada Ilahi…..”
Penggalan lirik tersebut rasanya tak begitu asing. Bahkan ia
populer. Konon katanya beberapa orang personel grupnya pernah nyantri di Pondok
Pesantren. Dianggaplah grup band ini religius. Namun asumsi kebanyakan orang
tak sepenuhnya bisa disebut benar dan baik. Kita tak akan lupa bahwa grup
tersebut pernah merilis lagu dengan lirik tak layak disiarkan. Berisi umpatan
kasar yang ternyata bagi anak-anak hal tersebut tampak menarik. Pada akhirnya
kata baji**an diganti menjadi cacingan. Aneh.