Untuk ke sekian kalinya saya temukan lagi spanduk semacam
ini. Spanduk iklan tentang sebuah even di klub malam. Saya lihat iklan ini di
tempat yang sama seperti dulu pernah saya melihatnya. Di perempatan bulak
sumur. Di sebelah barat dan selatannya taka sing adalah gedung milik
universitas ternama di negri ini. Seringkali orang menyebutnya Kampus Biru atau
Kampus Kerakyatan (tapi tetap lebih nyaman disebut UGM).
source: My Pict |
Ribuan anak muda dari berbagai penjuru bumi Indonesia setiap
tahunnya memasuki kampus ini. Tak dapat dipungkiri bahwa UGM tetap terpandang
di negri ini. Sudah banyak tokoh di negri ini yang dahulu pernah mengenyam
pendidikan di UGM. Maka peran kampus ini di kancah pembangunan bangsa dan Negara
tidaklah diragukan. Jika tidak berlebihan maka saya ingin menyebut bahwa di
kampus ini termasuk tempat pembentukkan kader pemimpin bangsa.
Penerus perjuangan bangsa yang dibina dengan khazanah ilmu,
tentu menjadi tonggak harapan bagi jutaan orang yang tidak berkesmpatan
mengenyam pendidikan tinggi. Jangankan
mengenyam pendidikan tinggi, untuk dapat merasakan sesuap nasi saja, masih
banyak orang di negri ini yang tidak bisa merasakan nikmatnya. Jadi, julukan “The Agen of Change” bagi
mahasiswa itu harus bisa ditampakkan oleh mereka. Satu diantara hal untuk
menunjukkannya adalah sikap peduli.
Berkaitan dengan spanduk yang terpajang dalam tulisan ini
bertanyalah saya dalam hati (meskipun saya sendiri belum bisa berbuat apa-apa) kemana
para aktivis kampus penentang degradasi moral bangsa ini? Jika sudah kesekian
kalinya spanduk ini terpasang di kampus kenamaan ini, kenapa tidak ada aksi turun
ke jalan memprotes ulah para kapitalis hiburan malam? Bukankah perlawanan
terhadap kapitalis hedon ini juga bagian dari perjuangan?
Saya sangat meyakini bahwa setiap harinya ada ribuan orang
melintas kea rah timur perempatan ini. Ya, arah dimana spanduk itu terpampang. Ya,
arah itu adalah salah satu jalan penghubung ke kampus lain, juga jalan menuju
ke perkampungan dimana banyak terdapat kos-kosan. Jika demikian, siapa diharap datang
di acara hura-hura pemuja hedonism? Haruskah kita diam? Patutkah kita acuh?
Mari kita jawab!
2 komentar:
berjalan sambil refleksi diri :) Apa yang bisa kita lakukan ????
Posting Komentar