Hidup terasa semakin mudah. Inilah satu hal yang ku rasakan
seiring berkembangnya teknologi. Dari masa ke masa hadirnya teknologi sering
membawa solusi yang berarti. Salah satunya adalah alat komunikasi. Dulu,
komunikasi jarak jauh begitu sulitnya, begitu lama. Namun saat ini seraingkaian
kesulitan itu semakin lama semakin pudar. Jauhnya jarak tak lagi terasa menjadi
dinding pembatas komunikasi bukan hanya lintas kota, namun lintas Negara.
Masih teringat betul dalam ingatanku sebuah alat komunikasi
bernama HP. Pertama kali aku melihatnya sejak kelas 1 SMP. Tampilannya pun
masih cenderung seragam dengan layar dua warna. Fasilitas yang termuat di
dalamnya pun masih sederhana tidak se kompleks sekarang. Cara berkomunikasi
saat itu tampak begitu mudah dengan 2 cara: telepon dan SMS.
Seiring berjalannya waktu fasilitas yang tersedia dalam HP
kian kompleks. Mulai dari kamere, MP3 player, dan layanan akses internet. Dan hingga
saat ini kita kenal ponsel yang tak lagi asing yang mengusung konsep smart phone. Ponsel dengan fasilitas
yang lebih kompleks, dan menariknya lagi tersedia applikasi beragam jejaring sosial.
Mulai dari jejaring sosial yang sudah sangat popular seperti facebook dan twitter,
hingga applikasi khusus yang hanya bisa dipakai di ponsel pintar dengan fungsi hampir
mirip dengan jejaring sosial semacam facebook dan twitter.
Harus kuakui bahwa kemudahan berkomunikasi dengan smart phone ini begitu mengasyikkan. Beberapa
aplikasi bisa dipakai untuk chatting baik secara personal maupun dalam grup. Kemudahaan
semacam ini kuanggap sebagai suatu hal positif untuk menjaga komunikasi ke
beberapa orang yang ku kenal.
Berkirim foto, link website, dan konten sederhana seperti
emotion tersedia dalam beberapa aplikasi pada smart phone. Tak heran jika pesan yang dulu hanya bisa ku baca
hanya pada tulisan di SMS, sekarang berasa semakin menarik sebab tambahan
emotion, gambar dan sebagainya. Namun dibalik itu semua secara pribadi ada hal
yang ku resahkan. Kemudahan dan keasyikan itu membuatku khawatir terjatuh pada
hal yang tak semestinya dialami. Membaca pesan dan gambar tak menutup
kemungkinan memunculkan persepsi yang berlebihan atas apa yang dimaksudkan oleh
pengirim/penerima pesan. Sementara cukup sekian….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar