putrakurniaillahi.indonetwork.co.id |
Sampai hari ini nyaris saya tak
pernah benar-benar menyimak kuliah subuh di masjid. Bukan berarti saya sama
sekali tak datang ke masjid untuk sholat subuh berjama’ah. Bukan. Namun matsaya
selalu saja terkantuk-kantuk saat lepas sholat subuh. Hingga hanya sedikit saja
dari 7-10 menit isi kultum yang dapat disimak dengan baik.
Romadhon telah memasuki
pertengahan bulan. Ini berarti tak lama lagi bulan yang selalu dirindukan
kehadirannya akan segera usai. Dan keberadaan kultum pasca sholat subuh dan
sholat isya, memang diharapkan dapat memberikan asupan gizi ruhani yang berarti
bagi para jama’ah. Sehingga setelah usai Bulan Romadhon kapasitas keilmuan
serta kualitas dan kuantitas amal dari para jam’ah semakin bertambah.
Sesekali saya coba menyimak
beberapa hal yang disampaikan. Entah mengapa tak sedikit dari penyampaian para
penceramah itu masih perlu dikemas lebih menarik lagi, dan juga tentu menimbang
bobot materi yang tepat. Berkaitan dengan materi yang disampaikan, masih ada
catatan penting yang menjadi perhatian saya. Yakni beberapa orang penceramah
masih belum begitu memperhatikan soal penggunaan dalil dari Al-Qur’an dan
Hadits. Bahkan pernah saya temukan ada yang menyampaikan seruan bercampur
dengan keluhan pribadi tentang kondisi masjid (maaf ini pendapat subyektif
saya).
Kenyataan semacam ini semestinya
perlu menjadi perhatian bagi kita selaku umat Islam. Bahwa hari ini kebutuhan
akan da’i sangatlah mendesak. Yakni para dai yang memiliki kualitas keilmuan
dan amal yang baik. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan. Sebab jika kultum
itu tidak disampaikan dengan penuh nilai keilmuan, maka mengharap bertambahnya
pemahaman agama para jama’ah tak ayal seperti menegakkan benang basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar