source: kabarnesia.com |
… "bagi mereka yang berharap memperoleh
perbaikan karier dan kehidupan secara otomatis dengan sekolah lagi,
bersiap-siaplah kecewa".
(Rene Suhardono)
Sampai akhir bulan ini, aku masih
terus menanti. Sebuah takdir tentang apa yang menjadi harapanku belum lama ini.
Harapan yang lahir insyaAlloh dari sebuah niat untuk dapat berkontribusi lebih
baik. Berkontribusi bagi kehidupan banyak orang juga untuk mampu menjaga diri
dari sikap meminta kepada sesama (baca: mengais rizki).
Hari ini terasa aku ingin kembali
berbagi “uneg-uneg” dalam pikirku. Tentang kelanjutan studi. Bahwa semestinya
ada alasan besar melekat pada diriku untuk kembali mengenyam pendidikan formal.
Harus kuakui bahwa aku mengalami kebosanan luar biasa saat tak ada aktivitas
berarti yang kulakukan, juga saat pikiranku menganggur. Sungguh teramat
membosankan.
Tiga hari yang lalu, satu proses
kujalani untuk melanjutkan studi. Syarat yang diajukan untuk meraih beasiswa
pascasarjana di almamaterku belum seluruhnya terpenuhi. Sehingga aku hanya
berharap hasil tes yang ku tempuh kemarin sabtu dapat menutupi kekurangannya. Pun
jika ternyata hasilnya tak sesuai yang ku harapkan, aku hanya berharap kebaikan
atas ketetapan-Nya. Dalam penantian ini aku hanya mampu berserah pada-Nya. Sebab
ikhtiar telah kujalani, tinggal menunggu jawaban atas takdir-Nya.
Pun jika harapanku terpenuhi,
tidak cukup di situ saja. Membaca kutipan yang kutulis ini ada hal terpenting
yang harus senantiasa ku perbaiki. Adalah soal niat mengapa aku mencoba
melanjutkan studi. Ya adalah niat menentukan kualitas seorang hamba dalam
menjalani setiap amalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar